BAB I
MATRIK DAN OPERASINYA
Tujuan
Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa mampu menguasai
konsepsi dasar Matriks dan Transformasi Linier yang terdiri dari pokok bahasan
Matriks, Determinan, SPL, Vektor dan Transformasi Linier sebagai pendukung ilmu
pengetahuan dibidang komputasi.
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
Mahasiswa mampu
mendefinisikan matriks, membedakan jenis-jenis matriks, malakukan operasi
aljabar dan operasi elementer matriks.
Kata Kunci
Matriks, Operasi Aljabar,
Jenis Matrik
Media Pembelajaran
Dalam bab ini media pembelajaran yang digunakan meliputi :white
board, spidol, LCD Proyektor, laptop.
1.1.
KONSEPSI
MATRIKS
Definisi secara umum:
Matrik adalah suatu himpunan bilangan yang berbentuk
persegi panjang, atau matrik adalah
himpunan saklar (bilangan riil atau bilangan kompleks) yang disusun secara
empat persegi panjang menurut baris dan kolom atau suatu matriks adalah himpunan unsur-unsur yang disusun menurut
baris dan kolom, sehingga berbentuk persegi panjang, dimana panjang dan
lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom dan baris.
Notasi matriks biasanya menggunakan
huruf besar A, B, C, …
Definisi secara khusus:
Misalkan A adalah suatu matriks yang terdiri dari m buah
baris dan n buah kolom maka matriks A mempunyai ordo/dimensi/ukuran (mxn) dan aij
merupakan elemen-elemen/unsur-unsur pada baris ke-I dan kolom ke-j dari matriks
A maka secara lengkap sebuah matriks dapat ditulis dengan A=[ aij]
dimana a= elemen matriks
i= nomor baris= 1, 2, 3, …, m
j= nomor kolom= 1, 2, 3, …, n
Suatu matriks biasanya ditulis dengan A=[ ] atau A=(
) atau A= || || , sehingga elemen-elemen
suatu matriks secara rinci dapat ditulis :
a11
|
a12
|
Ù
|
a1n
|
|
|
a22
|
Ù
|
a2n
|
|
Ù
|
Ù
|
Ù
|
Ù
|
|
am1
|
am2
|
Ù
|
amn
|
Elemen a11, a22,…, ann
disebut sebagai elemn-elemen yang terletak pada diagonal utama dari
matriks A (yaitu elemn-elemen matriks dimana nomor baris dan kolomnya sama).
Contoh :
1
|
0
|
-1
|
4
|
|
|
2
|
5
|
7
|
|
9
|
8
|
-2
|
6
|
Adalah suatu matriks A yang berordo (3x4) karena
barisnya (m=3) adalah jumlah kolomnya (n=4)
Sedangkan elemen-elemen dari matriks tersebut adalah
a11=1, a12=0, a13= -1, a14=4, a21=3,
a22= 2, a23=5, a24=7, a31= 9, a32=8,
a33= -2, a34= 6.
Dua matriks (matriks A=[ aij] dan matriks
B=[ bij] dikatakan sama (A=B) jika kedua matriks
tersebut mempunyai ordo yang sama (mxn) dan elemen-elemen yang bersangkutan
(satu letak) didalam kedua matriks tersebut sama (aij=bij)
untuk setiap i= 1,2,…, m dan j=1, 2, 3,…, n
Contoh :
D =
|
C =
|
B =
|
A =
|
Disini A=B karena matriks A dan matriks B mempunyai
ordo yang sama yaitu (2x2) dan semua elemen-elemennya juga sama, sedangkan A ≠
C dan matriks B ≠ C karena ordonya tidak sama dan matriks C ≠ D karena
elemen-elemennya tidak sama.
1.2.
OPERASI
ALJABAR MATRIKS
a.
Penjumlahan
dan pengurangan matriks
Syaratnya adalah matriks yang akan
dijumlahkan/dikurangkan harus mempunyai ordo yang sama.
Misalkan A=[ aij], B=[ bij],
C=[cij]
Maka A ± B = C
[ aij] ± [ bij]=[cij]
(Matriks C merupakan hasil penjumlahan/pengurangan
dari matriks A dan B yang satu posisi/satu letak).
Contoh :
A =
|
B =
|
Maka : A + B =
+
=
=
b.
Perkalian
skalar dengan matriks
Kalau λ adalah skalar dan A= [ aij], maka
λA= λ[ aij] = [λ aij] dengan kata lain bahwa semua elemen
matriks A dikalikan dengan skalar λ.
Contoh :
λ = 2
A =
|
c.
Perkalian
matriks dengan matriks
Syaratnya adalah jumlah kolom pada
matriks pertama (misal matriks A) sama dengan jumlah baris pada
matriks yang kedua (misal matriks B).
Definisi
:
Jika A= [ aij] berordo (pxq) dan B=[ bij]
berordo (qxr), maka perkalian matriks A dan matriks B menghasilkan matriks C=[cij]
yang berukuran (pxr) dimana :
A x B
= C
(pxq) (qxr)
(pxr)
Elemen-elemen dari hasil perkalian yaitu
elemen-elemen matriks C (elemen cij) dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut :
cij = ai1 b1j
+… + aiq bqj
cij =
aik bkj
untuk i = 1, 2, …, p j =1, 2, …, r dan k= 1, 2, …, q
Contoh :
B =
|
A =
|
(syarat : jumlah kolom matriks A adalah 2 dan jumlah
baris matriks B adalah 2, sedangkan ordo matriks hasil perkalian adalah jumlah
baris matriks A kali jumlah kolom matriks B yaitu ordonya 2x1).
Maka : A x B =
x
=
=
Beberapa hukum
yang berlaku pada perkalian matriks :
1. A(B+C)
= AB+ AC, (B+C)A= BA + CA
2. A(BC)
= (AB)C
3. Perkalian
matriks tidak komutatif, artinya belum tentu AB = BA
4.
Jika
AB = 0 (matriks nol) kemungkinannya adalah :
Ø A
= 0 dan B = 0
Ø A
= 0 atau B = 0
Ø A
≠ 0 dan B ≠ 0
5.
Bila
AB = AC belum tentu B = C
1.3.
TRANSPOSE
DARI SUATU MATRIKS
Definisi
:
Jika suatu matriks A berordo m x n maka transpose
dari matriks adalah AT dimana matriks AT berordo n x m.
Atau transpose matriks A adalah mengubah baris matriks A menjadi kolom serta
mengubah kolom matriks A menjadi baris.
Contoh :
B =
|
A =
|
Beberapa sifat matriks transpose :
Ø (A+B)T
= AT + BT
Ø (AT)T
= A
Ø λ
(AT) = (λAT)
Ø (AB)T
= BT. AT
1.4.
BEBERAPA
JENIS MATRIKS KHUSUS
1.
Matriks
Bujur Sangkar/Kuadrat (Square matrix)
Yaitu matriks yang mempunyai jumlah baris dan jumlah
kolom yang sama, jadi m = n.
Contoh :
A =
|
2.
Matriks
Nol (Null Matriks)
Yaitu matriks yang semua elemennya bernilai nol.
Contoh :
A =
|
3.
Matriks
Diagonal (Diagonal Matrix)
Yaitu suatu matriks bujur sangkar yang semua elemen
diluar diagonal utamanya adalah nol, jadi aij = 0 jika i ≠ j.
Contoh :
A =
|
4.
Matriks
Identitas (Identity Matrix (In))
Yaitu matriks diagonal yang elemen diagonal utamanya
semua 1.
Contoh :
I3 =
|
5.
Matriks
Skalar (Scalar Matrix)
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen diagonal
utamanya = k (suatu bilangan/scalar).
C =
|
6.
Matriks
Segitiga Bawah (Lower Triangular Matrix)
Yaitu matriks bujur sangkar yang semua elemen diatas
diagonal utamanya = 0 yaitu aij = 0 jika i < j.
D =
|
7.
Matriks
Segitiga Atas (Upper Triangular Matrix)
Yaitu matriks bujur sangkar yang semua elemen
dibawah diagonal utamanya = 0, yaitu aij = 0 jika i > j.
E =
|
8.
Matriks
Simetris/Setangkup (Symmetrix Matrix)
Yaitu matriks yang transposenya sama dengan dirinya
sendiri atau AT = A atau
suatu matriks bujur sangkar yang elemen-eleme pada baris ke-i dan kolom ke-j
nilainya sama dengan elemen-elemen pada baris ke-j dan kolom ke-i atau [ aij]
= [ aji].
Contoh :
F =
|
9.
Matriks
Anti-Simetris/ miring setangkup ( Skew Symmetric Matrix)
Yaitu matriks yang transposenya sama dengan negatif
dirinya sendiri atau AT
= -A, atau suatu matriks bujur sangkar
yang elemen-elemen pada diagonal utamanya bernilai nol dan elemen-elemen diluar
diagonal utamanya mempunyai hubungan [aij] = - [aji]
10.
Matriks
Invers
Kalau matriks A dan B adalah bujur sangkar sehingga
AB = BA = In maka dikatakan B invers dari matriks A biasanya ditulis
dengan B = A-1 sehingga dapat ditulis A.A-1 = A-1.A
= In. Pembahasan matriks ini akan dibahas lebih lanjut dibab
selanjutnya.
Catatan
: tidak semua matriks bujur sangkar mempunyai invers. Sebuah matriks yang
inversnya adalah dirinya sendiri dengan perkataan lain AA = In
disebut matriks involutory.
11.
Matrik
komutatif dan anti komutatif
Yaitu matriks A da B adalah suatu matriks dan
berlaku AB = BA dan jika AB = -BA dinamakan matriks anti komutatif.
Contoh :
A =
dan B =
maka :
AB =
x
=
dan BA =
x
=
12.
Matriks
Idempoten, Periodik, dan Nilpoten
Jika
A adalah suatu matriks dan berlaku :
A2 =
A maka A dinamakan matriks idempoten.
Ap =
A maka A dinamakan matriks periodik dengan periode (p-1).
Ar = 0 maka A dinamakan
matriks nilpoten dengan indeks r (dimana r adalah bilangan bulat positif
terkecil yang memenuhi hubungan tersebut).
Contoh matrik indeks :
A =
|
adalah matriks dengan indeks = 3
Karena A3 =
x
x
=
x
=
= 0
1.5.
TRANSFORMASI
ELEMENTER (OPERASI ELEMENTER)
Transformasi elementer pada baris atau kolom suatu
matriks A adalah sebagai berikut :
1.
Menukar letak elemen
baris ke-i dengan baris ke-j matriks A ditulis Hij(A) atau Hij dan
menukar kolom ke-idengan kolom ke j matriks A ditulis Kij(A) atau Kij
Contoh :
A =
maka H12(A) =
dan K23(A) =
2.
Mengalikan baris ke-i
dengan λ ≠ 0 dari matriks A ditulis Hi(λ)(A) atau Hi(λ)
dan mengalikan kolom ke-i dengan λ ≠ 0 dari matriks A ditulis Ki(λ)(A)
atau Ki(λ)
Contoh :
A =
maka H1(2)(A) =
dan K2(-1)(A) =
3.
Menambah baris ke-i
dengan λ kali baris ke-j matriks A ditulis Hij(λ)(A) atau
Hij(λ) dan menambah kolom ke-i dengan λ kali kolom
ke-jmatriks A ditulis Kij(λ)(A) atau Kij(λ)
Contoh :
A =
maka H12(-1)(A) =
dan K32(-1)(A) =
Catatan : Kadang-kadang
operasi ke-2 dan ke-3 dapat dilakukan dalam satu langkah : menambah λ1
kali baris ke-i dengan λ2 kali baris ke-j matriks A ditulis Hi(λ1)
j(λ2) (A) atau Hi(λ1)
j(λ2) dan menambah λ1 kali
kolom ke-i dengan λ2 kali kolom ke-j matriks A ditulis Ki(λ1)j(λ2)
(A) atau Ki(λ1)j(λ2)
.
Contoh :
A =
maka H2(2)3(1)
(A) =
Misalkan diketahui matriks B merupakan hasil
transformasi linear dari matriks A, maka dapat dicari matriks A, disebut invers
dari transformasi elementer tersebut.
Contoh :
B = H31(1)(A)
=
maka A =
=
(B)
1.6.
RANK
MATRIKS
Rank dari suatu matriks menyatakan jumlah maksimum
vektor-vektor baris/kolom yang bebas linear (tidak berkelipatan). Notasi rank
matriks A adalah r(A).
Petunjuk
mencari rank suatu matriks :
1. Pilih
salah satu baris yang bukan vektor nol, kemudian beri tanda (*). Pilih salah
satu elemen pada baris tadi yang bukan nol, elemen itu dinamakan elemen pivot
(untuk mempermudah perhitungan sedapat mungkin dipilih baris yang terdapat
angka 1 atau -1 untuk digunakan sebagai pivot).
2. Jadikan
nol semua elemen yang sekolom dengan pivot dengan menggunakan transformasi
elementer secara baris.
3. Sekarang baris yang tadi tidak usah diperhatikan lagi. Perhatikan
baris-baris yang tersisa, kemudian kerjakan langkah 1, 2, 3.
4. Proses
ini akan berakhir bila langkah 1 tidak dapat dikerjakan lagi, yaitu apabila
semua baris telah bertanda (*) dan atau menjadi baris nol. Rank dari matriks
tersebut adalah banyaknya baris yang bertanda (*) atau banyaknya baris
dikurangi banyaknya baris yang menjadi baris nol.
Catatan
:
Kalau hanya terdiri dari dua baris,
maka jika berkelipatan maka rank= 1 tetapi jika tidak berkelipatan rank = 2
Contoh :
Matriks rank dari matriks A =
maka :
Karena sudah terdapat baris nol
maka proses berhenti dan r(A) = 3 – 1 = 2
Soal
latihan
1.
Diketahui A=
B =
Tentukan :
a. 2A
– 3B b. (3A – B)A c. (2B – 4A)B
2.
Diketahui
A=
dan B =
apakah AB
komutatif ?
3.
A =
, B =
tentukan matriks C sedemikian sehingga AC = B
4.
A=
Tentukan :
a.
A2 dan A3 b. Kalau f(x) = x3 – 3x2
– 2x + 4I2 maka tentukanlah f(A)
5.
Carilah harga a, b, c dan
d jika :
3
=
+
6.
A =
dan B =
tentukan :
a. (AB)T b.
BT . AT c.
Apakah (AB)T = BT . AT
?
7.
Tunjukkan bahwa A =
adalah matriks idempoten !
8.
Tunjukkan matriks A =
adalah matriks periodiks dan berapa
periodenya !
9. Matrik A =
carilah
a. H31(-3) b. K13(2) c. H13(-2) d. H2(-1)1(3)e.
K3(-2)2(2)